Pages

Kamis, 24 Mei 2012

agama budha di Korea dan Jepang

  1. A.    Agama budha di korea

[1]dikorea,agama buddha mencapai puncak kejayaannya dibawah dinasti koryo,khususnya antara tahun 1140-1390.pendiri dinasti ini adalah umat budha yang taat yang menyerahkan keberhasilannya pada lingkungan budha.penerus-penerusnya tak pernah ragu-ragu mendukung agama ini.tiap raja memilih seorang bonze sebagai ‘’pembimbing’’ atau penasehatnya.kitab suci dibawa didepan raja bila mereka berpergian.edisi-edisi kitab suci yang baik dicetak atas biaya negara.untuk jangka waktu panjang, pemerintah sepenuhnya ditangan para bonze.
sejak abad ke 12 kaum bangsawan adalah pendukung utama agama budha.,tetapi sekarang juga merupakan agama rakyat.unsur-unsur ghaib yang kuat masuk kedalam agama budha,sebagaimana yang terjadi pada agama ini bila sudah benar-benar populer.banyak boze-bonze menjadi ahli memperpanjang hidup,membuat mukjizat,membangkitkan arwah-arwah,dan lain sebagainya.pada tahun 1036 ada suatu undang-undang penghapusan hukuman mati dan memutuskan bahwa dari empat orang anak laki-laki,seorang harus menjadi biksu.dinasti koryo mencurahkan banyak uang untuk upacara-upacara dan bangunan-bangunan agama yang bagus dan karya-karya seni yang tak terhitung banyaknya diciptakan dimasa ini.selama dinasti yuan,khususnya setelah tahun 1258,lamaisme memberikan pengaruh besar.pada abad ke 14 umat budha mendominasi hampir seluruh korea.pada tahun 1310,diputuskan bahwa para biksu tak perlu menghormati siapapun,sedangkan tiap orang harusmenghormati mereka.orang-orang yang telah memilih kehidupan agama,dibebaskan dari masalah-masalah materi.

kedudukan wihara yang memiliki hak-hak istimewa yang berlebihan berakhir tiba-tiba dengan pergantian dinasti pada tahun 1392.konfusianisme sekarang diatas angin,para biksu kehilangan dukungan pejabat dan kehidupan politik,tanah-tanah mereka disita,mereka dilarang berdoa pada upacara pemakaman,23 wihara yang ada di seoul ditutup, dan agama budha menjadi terkucilkan.namun sebagai agama masyarakat ia tetap ada,jauh dari kota-kota,dipegunungan intan yang agak sulit dicapai.secara doktrin,agama budha ini adalah campuran dari ch’an,amidisme,dan takhayul setempat.antara tahun1910-1945 bangsa jepang memacu agama budha,tetapi ia tetap dalam keadaan yang agak lemah.

  1. B.     Agama budhha di jepang 
            [2]Berbeda dengan keadaan di China di mana agama Buddha berawal dari lingkungan keluarga, di Jepang pengenalan agama Buddha menjangkau bangsa Jepang secara menyeluruh. Agama Buddha diperkenalkan ke Jepang melalui Kudara di Pakche, salah satu kerajaan di semenanjung Korea pada tahun 522, dan oleh penguasa politik Jepang pada waktu itu dimaksudkan sebagai perlindungan bagi negara. Agama baru ini diterima oleh dinasti Soga yang berkuasa. Sejarah agama Buddha di Jepang dikelompokkan ke dalam tiga periode,yakni :
Periode kedatangan (abad ke 6-7), mencakup periode Asuka dan Nara
Periode nasionalisasi (abad 9-14), mencakup periode Aeian dan Kamakura
Periode lanjutan (abad 15-20), mencakup periode Muromachi, Momoyama, dan Edo serta zaman modern.

  • Periode kedatangan

[3]Manifestasi agama Buddha pada periode ini adalah penyesuaian (adaptasi) terhadap kepercayaan asli bangsa Jepang, yakni agama Shinto. Para bhiku pada masa ini harus dapat melaksanakan upacara keagamaan bersamaan dengan upacara pemujaan nenek moyang. Secara bertahap agama Buddha dapat mempertahankan diri dan berkembang di antara rakyat banyak tanpa menyisihkan agama Shinto.Penerapan ajaran agama Buddha dari China oleh Jepang berdasarkan latar belakang karakter kebudayaan China, di mana agama Buddha diterima oleh keluarga kaum aristo­crat. Kaum aristocrat di Jepang pada waktu itu adalah kaum intelektual. Begitu kaum aristocrat menerima agama Buddha, maka penyebarannya ke seluruh negeri berlangsung dengan cepat.
 Beberapa penguasa di Jepang pada zaman kuno menerima agama Buddha sebagai pedoman hidup. Pangeran Shotoku (574-621), di bawah pemerintahan Ratu Suiko banyak berperan dalam perkembangan agama Buddha di Jepang, misalnya dengan mendirikan Vihāra Horyuji dan menulis banyak komentar mengenai ketiga kitab suci agama Buddha.Pada periode ini tercatat enam aliran agama Buddha yang diperkenalkan dan berkembang di Jepang, yakni :
Kusha (aliran Abhidharmakosa),
Sanron (aliran Tiga Kitab Suci dari Madyamika),
Jojitsu (aliran Satyasiddhi-sastra),
Kegon (aliran Avatamsaka),
Hosso (aliran Dharma-laksana),
Ratsu (aliran Vinaya). 

0 komentar:

Posting Komentar